Buruan, Nanti Nyesel

Pemancing payah.

Kesekian kali. Masih berharap disini. Dengan perjuangan dan penuh sabar hati. Sembaring ku tenggak air dan memesan semangkuk mie. "Suatu hobi yang membosankan", kata Mama menuju kamar mandi. Benar saja, kenyataan menolak ekspektasi.

Ber-angan satu kilogram Bawal Merah, apa daya umpan dan kail yang kurang mewah. Cukup sudah. Sia-sialah jerih payah. Pulang dengan lelah. Tanpa menonjolkan rasa amarah. "Tau gini mending rebahan dirumah". Aku memang pemancing yang payahhh.

Benang Mambo

"Rt 05 tuh ?!" Batin Ico menatap Layangan Brebet RT sebelah dengan remeh. Ia pun tak mau kalah. 'Naikin' gacoannya pula. Jiwa optimisnya berlebih. Bermodalkan Brebet Plastik dengan gelasan mambo yang cukup canggih. Memutus benang dan membelir daging yang katanya perih. Gak percaya? Cobain gih.

Brebet Rt 05 masih terombang-ambing. Di langit senja yang terhias kuning. "Apakah tukang adzan bakal berkumandang?pas musuh didepan siap menghadang?" kata Ico dengan cemas.  "Gasss!" Tambahnya bermaksud menghampiri Brebet Rt 05 yang sedang sans. Bagai napi lagi nyambung sebats.

Berlangsunglah Pertarungan antara dua kubu Layangan Brebet. Tak disangka-sangka,ia lupa pesan bang Mamet. "Tinggal enih mambo,Tong! Tapi lu inget, maennya kudu betot banget. Jangan di ulur jangan di keudet." katanya dengan logat Batavian yang khas.

Alhasil layangan Ico pun "telap" alias dinyatakan kalah dengan Brebet Rt 05. Gumam kekesalan tak terima dalam dirinya. Dendam membara. Berniat membeli gacoan baru, tapi Muadzin yang dicemaskan sudah menyeru. Akhirnya ico pun menyadari semua ini terjadi karena ia sendiri yang meremehkan ucapan bang Mamet. Penyesalan hanya tersisa dalam kata-kata.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Chord Gitar Indonesia : Dewa 19–Kangen, Nada D

Virus Nickname : QIF-19